Merek & Psikologi Konsumen; Implikasi pada Strategi Pemasaran - Bukan hal yang baru jika terjadi perubahan besar di pasar. Pasar bersifat dinamis dan selalu berubah-ubah, salah satu perubahan yang saat ini sedang tren adalah penggunaan, pendekatan atau muatan mempertahankan konsumen. Misalkan saat ini semakin banyak penjual yang menambah manfaat dan arti psikologi pada merek atau produk untuk menciptakan perbedaan nilai dengan merek (Erna dalam Poiesz, 1993).
Ahli-ahli ekonomi seperti Adam Smith, Jeremy Bentham atau Jhon Stuart Mills berpendapat bahwa semua tindakan ekonomi manusia merupakan tindakan yang rasional, tindakan yang didasarkan pada kepentingan pribadi. Namun sering dijumpai perilaku-perilaku konsumen yang sulit untuk dipahami secara rasional. Misalkan dalam memilih sekolah, ada konsumen yang karena faktor emosional memilih sekolah dengan uang pangkal yang mahal meskipun pendidikan yang ditawarkan serupa dengan sekolah lain.
Beberapa ahli berpendapat, pembelian konsumen selalu diawali oleh perasaan. Perubahan kondisi pasar seperti dijelaskan di atas menimbulkan kecenderungan baru dalam pertimbangan para pembelian, konsumen lebih menekankan pada aspek-aspek afektif dan hedonis (Erna dalam Poiesz,1993). Akibatnya sering terjadi konsumen melakukan pembelian bukan karena kebutuhan namun karena emosi.
Secara umum psikologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia atau ilmu yang mempelajari gejala - gejala jiwa manusia. Psikologi meliputi ilmu pengetahuan mengenai jiwa yang diperoleh secara sistematis dengan metode-metode ilmiah yang memenuhi syarat. Manusia adalah objek ilmu psikologi serta kegiatan-kegiatannya dalam hubungannya dengan lingkungan. Lingkungan yang dinamis bahkan merupakan lingkungan yang komplek. Konsumen adalah manusia yang berkemauan dan berkecerdasan karenanya dimungkinkan terjadi proses mental yang sifatnya abstrak dalam dirinya. Perilaku konsumen yang nampak merupakan hasil dari fungsi otak manusia atau pembelajaran yang terjadi selama merespon lingkungan. Individu tidak dapat dilepaskan dari lingkungannya karena itu akan selalu terjadi proses mental abstrak dalam diri individu dalam upaya memperkecil kesenjangan antara kondisi pribadi dengan tuntutan lingkungan.
Psikologi konsumen merupakan studi tentang motivasi,persepsi, kognisi dan perilaku pembelian individu di pasar dan penggunaan produk tersebut rumah. Studi ini dilihat baik dari sudut pandang penjual atau konsumen bahkan dapat juga dari sudut pandang keduanya (Carlos,1997 ).
Perilaku konsumen dari sudut pandang psikologi.
Perilaku konsumen merupakan ilmu yang relatif baru dibandingkan ilmu yang lain. Ilmu ini berkembang ketika konsep pemasaran mulai banyak diterapkan di perusahaan-perusahaan. Kompleksnya perilaku konsumen dan perlunya memahami konsumen mendorong ilmu ini dalam perkembanganya memerlukan ilmu-ilmu lain yang terkait yang memungkinkannya mampu menjelaskan dengan lebih baik. Dalam sudut pandang psikologi untuk membantu memahami proses-proses psikologi yang sifatnya individual seperti kepribadian, motivasi, persepsi, proses belajar , sikap dan dinamika kelompok yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen.
Berikut ini beberapa pengertian dari konsumsi, konsumen, konsumtiv, dan konsumenrisme,
Konsumsi adalah suatu aktifitas memakai atau menggunakan suatu prosuk barang atau jasa yang dihasilkan oleh para produsen. Perusahaan atau perseorangan yang melakukan kegiatan konsumsi disebut konsumen. Contoh konsumsi dalam kehidupan kita sehari-hari seperti membeli jamu tolak angin di toko jamu, pergi ke dokter hewan ketika iguana kita sakit keras, makan di mc d, main dingdong, dan sebagainya.
Konsumen adalah manusia yang berkemauan dan berkecerdasan karenanya dimungkinkan terjadi proses mental yang sifatnya abstrak dalam dirinya.
Konsumtivisme merupakan paham untuk hidup secara konsumtif, sehingga orang yang konsumtif dapat dikatakan tidak lagi mempertimbangkan fungsi atau kegunaan ketika membeli barang melainkan mempertimbangkan prestise yang melekat pada barang tersebut. Oleh karena itu, arti kata konsumtif (consumtive) adalah boros atau perilaku yang boros, yang mengonsumsi barang atau jasa secara berlebihan.
Dalam artian luas konsumtif adalah perilaku berkonsumsi yang boros dan berlebihan, yang lebih mendahulukan keinginan daripada kebutuhan, serta tidak ada skala prioritas atau juga dapat diartikan sebagai gaya hidup yang bermewah-mewah.
Sedangkan konsumerisme itu sendiri merupakan gerakan konsumen (consumer movement) yang mempertanyakan kembali dampak-dampak aktivitas pasar bagi konsumen (akhir). Dalam pengertian lebih luas, istilah konsumerisme, dapat diartikan sebagai gerakan yang memperjuangkan kedudukan yang seimbang antara konsumen, pelaku usaha dan negara dan gerakan tidak sekadar hanya melingkupi isu kehidupan sehari-hari mengenai produk harga naik atau kualitas buruk, termasuk hak asasi manusia berikut dampaknya bagi konsumer.
Dalam kamus bahasa Inggris-Indonesia kontemporer (Peter Salim, 1996), arti konsumerisme (consumerism) adalah cara melindungi publik dengan memberitahukan kepada mereka tentang barang-barang yang berkualitas buruk, tidak aman dipakai dan sebagainya. Selain itu, arti kata ini adalah pemakaian barang dan jasa. Bila kita telesuri makna kata konsumtivisme maupun konsumerisme bukan sesuatu hal yang baru. Sebab pada dasarnya -isme yang satu ini ternyata sudah lama ada dan sejak awal telah mengakar kuat di dalam kemanusiaan kita (our humanity). Hal ini bisa kita lihat dari ekspresinya yang paling primitif hingga yang paling mutakhir di jaman modern ini.
Tendensi yang ada dalam diri manusia untuk selalu tak pernah puas (never-ending-discontentment) ”mau ini-mau itu” dengan hal-hal yang telah mereka miliki, ditambah dengan dorongan kuat ambisi pribadi dan semangat kompetisi untuk mencapai sesuatu yang lebih daripada tetangga sebelah membuat pola hidup konsumerisme (dibaca : konsumtivisme) semakin subur dan berkembang amat cepat saja.
? Pengaruh lingkungan terhadap psikologi konsumen.
Lingkungan mempunyai peranan penting dalam psikologi konsumen. Melalui lingkungan kita bisa mendapatkan informasi- informasi (komunikasi) yang akan menyediakan dan dapat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan konsumen, dan selera pasar. Adapun bentuk dari komunikasi dari mulut ke mulut, komunikasi pemasaran dan lintas kelompok. Lingkungan yang berupa adalah lingkungan sosial budaya seperti keluarga,kelas social, sumber-sumber informal dan komersial, budaya, sub budaya.
? Aspek Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu aspek yang harus dipikirkan lebih jauh sebelum menentukan sebuah usaha. Hal ini dilakukan semata-mata agar seorang pengusaha dapat mengetahui dampak-dampak positif maupun negatif yang akan timbul dari sebuah usaha yang dilakukan.
? Dampak Positif
Kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar yang bertambah yang mana itu dapat mengurangi tingkat pengangguran khususnya di lingkungan masyarakat tersebut.
? Dampak Negatif
1. Dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat walaupun tidak begitu signifikan.
2. Polusi udara yang mana dapat mengganggu tingkat kesehatan masyarakat.
3. Polusi suara yang berasal dari mesin produksi.
4. Dapat mengganggu kenyamanan masyarakat sekitar.
Merek & Psikologi Konsumen; Implikasi pada Strategi Pemasaran
Erna Ferrinadewi
ISBN : 978-979-756-386-8
Tahun terbit : 2008
Harga : Rp 44.800,00
Halaman : X+210
Sinopsis :