Penelitian Kebudayaan Sebuah Panduan Esther Kuntjara
Kamis, 01 Desember 2011
0
komentar
Buku karangan Esther Kuntjara, yang berjudul Penelitian Kebudayaan: Sebuah Panduan Praktis berisi tentang panduan penelitian bidang kebudayaan, artinya lebih difokuskan pada penelitian sosial. Panduan ini menekankan pada penelitian kualitatif yang bersifat naturalistik, etnografis, dan grounded. Pemaparan di mulai dari pemilihan topik penelitian, penggalian masalah, sampai metode-motode yang sesuai dengan permasalahan yang dirancang. Adapun penggalian data di lapangan juga dipaparkan aspek teknis seperti wawancara, partisipasi terlibat, dan pemanfaatan dokumen.
FOKUS ANOTASI
Etnografi
Etnografi adalah metode untuk menangkap sudut pandang yang asli. Cara ini paling sering digunakan dalam penelitian antropologi budaya, yaitu ketika seorang etnograf melibatkan diri dalam hidup keseharian masyarkat tertentu untuk jangka waktu yang cukup lama, mengamati kejadian kejadian yang ada, dan mendengarkan apa yang dibicarakan orang. Pendek kata, seorang etnograf berusaha mengumpulkan data yang bisa diperoleh di tempat kejadian, yang akan memberikanjawaban pada masalah yang sedang dipertanyakan (7) .
Penelitian Naturalistik
Dalam penelitian naturalis, peneliti melakukan peranannya antara peran ketiga dan ke empat, Peneliti berusaha berpartisipasi secara penuh namun dia juga tetap ingat akan perannya sebagai pengamat yakni untuk meneliti yang sedang dikerjakannya. Kekuatan model pengamatan terlibat seperti itu akan memberi kesempatan pada peneliti untuk dapat menangkap prilaku, motivasi, kepercayaan, minat, dan adapt istiadat subjek yang diamatinnya secara mendalam. Keterlibatan peneliti yang dilakukan dalam waktu yang cukup lama seperti ini akan memberi kesempatan peneliti mendapatkan data yang sebenarnnya mengingat dia akan bisa menangkap kebiasaan-kebiasaan yang tidak tampak pada pertemuan awal (60).
Metode Partisipan
Dalam menggunakan metode partisipasi terlibat, seorang peneliti perlu secra langsung terlibat dalam kehidupan sehari-hari repondennya. Dia bisa berperan sebgai salah satu anggota keluarga atau masyarkat yang ditelitinya sehingga keberadaanya menjadi bagian dari mereka. Dapat dikatakan, metode ini merupakan metode istimewa yang melengkapoi peneliti dengan strategi khusus dengan maksud memperoleh pemahaman yang mendalam dari aspek-aspek kehidupan respondennya. Dengan partispasinya, peneliti dapat mengalami sambil mengamati makna aktivitas kehidupan respondennya dari dalam (62-63)
Wawancara
Wawancara dapat dilakkan dalam bentuk yang bervariasi. Yang paling umum dilakukan adalah wawancara individual yang dilakukan berhadap-hadapan antara pewawancara dan yang diwawancarai. Tetapi wawancara juga bisa dilakukan dengan cara berkelompok, dalam bentuk angket atau lewat telpon. Dalam prakterknya wawancara dapat dimulai dari yang sudah disiapkan sebelumnya dan terfokus sampai pada yang terbuka dan cukup fleksibel yang tidak dapat disiapkan sebelumnhya. Wawancara sering digunakan untuk tujuan pemasaran, mencari pendapat umum, tujuan penyembuhan, pengukuran, atau untuk menghasilkan data untuk analisis akademik (67-68).
Trianggulasi Pengumpulan Data
Pengumpulan data perekaman data kualitatif sering dicurigai mengandung banyak bias. Untuk itu perlu dilakukan trianggulasi yaitu pengumpulan informasi dari berbagai tempat dan individu dengan menggunakan berbagai cara. Hal ini dapat mengurangi risiko, ketika kesimpulan yangdiberikan mencerminkan bias dan keterbatasan penelitian. Sebuah conton diberikan oleh Maxwell (1996) yang menggunakan trianggulasi dengan baik, Peneliti menggunakan empat sumber data (data dari staf, data dari tim administrasi, data dari catatan dan jurnal pribadi, serta data dari hasil rekamannya), yang sesmuannya didapat dengan metode yang berbeda-beda. Misalnya dengan metode observasi peneliti dapat menarik makna tersembunyi yang sulit diceeritakan oleh informan dalam wawancara. Sebaliknya, dengan wawancara peneliti dapat memperoleh informasi tentang masa lalu yang diceritakan informannhya dan yang tidak bisa diamati saat itu. Dari sumbe-sumbe dan metode yang berbeda tersebut, hasil penelitian dapat disimpulkan secara terpercaya daripada jika peneliti hanya menggunakan satu sumbe dan satu macam metode
Penelitian Kebudayaan Sebuah Panduan
Esther Kuntjara
ISBN : 979-756-130-0
Tahun terbit : 2006
Harga : Rp 26.800
Halaman : VIII+136
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Penelitian Kebudayaan Sebuah Panduan Esther Kuntjara
Ditulis oleh Belibuku.web.id
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://bukutentang.blogspot.com/2011/12/penelitian-kebudayaan-sebuah-panduan.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Belibuku.web.id
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar
terima kasih kunjungannya, jika tak berkeberatan silahkan tinggalkan jejak anda dengan berkomentar di sini..